Perusahaan teknologi yang bergerak dalam mengakuisisi sejumlah bank kecil di Indonesia memberikan pengaruh besar pada bidang fintech. Sehingga ada prediksi jika dalam beberapa bulan kedepan akan terjadi pergejolakan dan persaingan ketat sejumlah bank di kawasan ASEAN.
Sejumlah laporan yang diunggah Fitch Ratings belum lama ini menyebutkan jika beberapa tantangan akan hadir dari langkah tersebut. Meski tidak memberikan banyak efek namun diperkirakan sejumlah bank incumbent akan mengalami tantangan. Mengingat dalam waktu dekat ini sejumlah perusahaan teknologi akan semakin menaikkan target pasar.
Sebagai gambaran, Bank Kesejahteraan Ekonomi sudah masuk rencana akuisisi Sea yang berpusat di Singapura. Dalam keterangan bahkan menyatakan jika pihak bank sudah memutuskan bergabung bersama Gojek Indonesia dalam satu naungan Bank Jago.
Dari gambaran tersebut bisa disimpulkan jika perushaan teknologi sudah memulai babak baru dalam layanan keuangan. Bahkan di wilayah Indonesia sendiri sudah membuka lebar kesempatan para pelaku pasar dalam membangun perekonomian bebas di ASEAN. Dukungan lain mulai jelas mengingat populasi pemakai rekekning bank serta rendahnya leverage pasar di Negara ini memang begitu meyakinkan.
Kredit dan Pembayaran Digital di Bank ASEAN
Dengan melakukan akuisisi bank tentunya sejumlah perusahaan fintech akan lebih mudah dalam menawarkan jasa keuangan di Indonesia. Meski terkesan rendah dari sejumlah bank di kawasan ASEAN, namun sangat jelas jika pertumbuhan pasar jauh lebih menanjak sejak perbankan virtual mulai dikembangkan. Bakal jadi seru persaingan akusisi fintech ke depannya nanti.
See memang sudah memperoleh lisensi dari pihak perbankan Singapura di Desember tahun kemarin, namun dalam pergerakannya memang harus menunggu izin dari regulasi keuangan di Indonesia yakni OJK. Dengan kesepakatan dan persetujuan, sudah pasti Sea akan lebih mudah melakukan akuisisi BKE mengingat kepemilikan asing dari perusahaan tersebut.
Bagi para pendatang baru yang sudah menargetkan pasar dalam dunia teknologi memang akan lebih mudah melakukan cara cepat serta terukur untuk melakukan operasi regional. Langkah tersebut akan lebih mudah untuk melakukan penekanan profitabilitas bank hanya membutuhkan jangka menengah.
Target yang lebih mudah didapatkan adalah bank dengan skala kecil yang selama beroperasi hanya berada di penawaran digital yang jauh dibawah standar serta sudah masuk kategori mengalami kerugian besar. Berkembangnya fintech di kawasan ASEAN juga mampu menargetkan pengawasan regulasi menjadi jauh lebih cerah.
Perizinan bank digital pun sudah mulai beroperasi pada kisaran pasar yang telah memiliki perizinan bank. Semua persyaratan tinggal diperkenalkan secara layak bagi semua bank digital baru. Selain itu dengan adanya rancangan sistem yang sudah mapan, akan memberikan penekanan resiko saat adanya stabililitas keuangan dari pendatang pasar yang sedang mengembangkan layanan baru.
Sistem yang dibangun untuk meminimalkan semua risiko dari pengaruh stabilitas keuangan sudah menjadi strategi perusahaan teknologi di dalam mengembangkan layanan keuangan. Berbagai sektor sejauh ini memiliki ketentuan batasan peraturan dari sejumlah persyaratan yang harus memenuhi kepatuhan tinggi dalam memperdagangkan uang.
Perusahaan teknologi juga dimungkinkan akan melakukan persaingan ketat ke beberapa jenis bank lama dalam kisaran langkah ke depan. Bagi sejumlah platform yang telah memiliki basis pengguna sedang dikuasai beberapa nama perusahaan yang dikenal memiliki keuangan yang cukup tebal.
Apabila hal tersebut sudah berjalan, keinginan untuk mempertahankan investasi keuangan dalam cakupan besar akan bisa menargetkan skala cukup tinggi. Itu juga akan mempengaruhi daya saing biaya untuk bisa bertahan atau mempertahankan sejak awal sampai akhir. Jika tidak kerugian besar juga tidak bisa dihindarkan oleh beberapa perusahaan.